![]() ![]() Oleh masyarakat setempat hal ini dipandang sebagai keajaiban dari Tuhan. Jika kulit melepuh atau lebam kena gebuk akibat perang itu, luka tersebut bisa dipulihkan dalam sekejap dengan olesan air londoh. ![]() ![]() Perang obor itu dilakukan oleh sekitar 50 orang warga desa. Peralatan lain yang digunakan adalah beberapa benda yang dipandang keramat oleh masyarakat Desa Tegalsambi yang diarak pada waktu prosesi perang obor akan berlangsung yaitu sebuah arca, dua pedang kayu, dan bedug. Sedangkan obor dapat mempresentasikan sebuah symbol yang merupakan alat untuk mengusir kekuatan jahat yang mendatangkan penyakit dan berbagai mala petaka lain. Jadi peralatan obor yang terbuat dari daun kelapa dan daun pisang kering merupakan peralatan yang mememang sesuai dengan apa yang diceritakan dalam legenda Kyai Babadan dan Ki Gemblong. Pada saat ini para “pemain“ cendrung menggunakan pakaian yang bisa melindungi badan mereka dari pukulan obor yang bisa membuat kulit menjadi melepuh. Pakaian yang digunakan saat ini sudah menggunakan seragam khusus untuk acara ini. Campuran pelepah daun kelapa kering dengan daun pisang ini kemudian ditata dengan bentuk tertentu sehingga bisa digunakan untuk memukul ataupun menusuk lawan. Selain itu jaga dibutuhkan daun pisang kering sebagai campuran bahan pembakar daun kelapa tersebut. Peralatan utma yang dibutuhkan dalam upacara perang obor ini adalah pelepah daun kelapa kering (blarak). Kedua pedang kayu itu, konon, merupakan serpihan kayu yang dipakai membangun Masjid Demak Ada prosesi untuk mengarak pusaka (Pedang Gendir Gambang Sari dan Podang Sari, sebuah arca, dan sebuah beduk dobol) yang dipercayai sebagai warisan sunan Kalijaga kepada Kebayan Tegalsambi. Upacara itu dilengkapi pula dengan pergelaran wayang kulit. Setelah mengetahui kenyataan seperti itu mereka berdua pun akhirnya mengakhiri perkelahian mereka.īerdasarkan tradisi lisan yang berkembang di kalangan masyarakat Tegalsambi, sejak itu, anak-cucu Kyai Babadan dan Ki Gemblong lalu melakukan upacara perang obor ini dimaksudkan untuk mengusir segala roh jahat yang mendatangkan penyakit. Namun demikian aneh sekali bahwa ternak yang semula berpenyakitan malah menjadi sembuh. Seluruh hewan di dalam kandang pun akhirnya lari tunggang-langgang ketakutan. Serunya pertarungan mengakibatkan terbakarnya kandang sapi dan kerbau. Dengan demikian terjadilah pertarungan atau perang obor antara Kiai Babadan dan Ki Gemblong.īukannya makin mereda, pertarungan ini semakin lama semaki sengit. Ia juga segera mengambil pelepah daun kelapa untuk melanjutnya dinyalakan sebagai obor untuk menghadapi Kiai Babadan. Menerima perlakuan yang demikian ini, Ki Gemblong ternyata tidak tinggal diam. Oleh karena kegeramannya yang memuncak, maka Kiai Babadan menghajar Ki Gemblong dengan mengunakan obor dari pelepah kelapa. Ia menjadi geram ketika melihat bahwa kondisi ternak miliknya yang kurus dan sakit-sakitan itu dibabkan oleh keteledoran yang disengaja oleh Ki Gemblong. Pada awalnya memang Ki Gemblong masih bisa menyembunyikan keadaan itu. Sebaliknya ia menelantarkan kerbau dan sapi milik Kiai Babadan sehingga hewan itu menjadi kurus dan penyakitan. Namun Ki Gemblong tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan kesanggupanya. Meski berat, Ki Gemblong menyanggupi pekerjaan ini. Ia kemudian meminta tetangganya yang bernama Ki Gemblong untuk menggembalakan ternaknya. Tentu ia tidak dapat mengembalakan sendiri ternak-ternaknya. Pada jaman Kerajaan Demak, konon di Desa Tegalsambi, Jepara, tinggal seorang petani kaya bernama Kiai Babadan yang banyak sekali memiliki kerbau dan sapi. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |